Beberapa reaksi kimia
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan lebih dari satu produk. Jumlah relatif
dari produk yang dihasilkan lebih sering tergantung pada kondisi reaksi saat
reaksi berlangsung. Perubahan pada jumlah reaktan, waktu, temperatur, dan kondisi
yang lain dapat memperngaruhi distribusi pembentukan produk dari reaksi kimia
tersebut. Alasannya dapat dimengerti dari dua konsep penting yaitu:
1. Stabilitas relatif secara termodinamik dari
produk yang dihasilkan.
2. Kecepatan relatif
secara kinetik pada saat produk terbentuk.
Ada banyak hal dalam suatu senyawa di bawah ini dimana kondisi reaksi yang diberikan dapat mengalami
reaksi kompetisi dan menghasilkan produk yang berbeda.
Gambar 3. Profil energi-bebas untuk
suatu reaksi.
Memperlihatkan profil energi-bebas untuk suatu reaksi dalam
mana B lebih stabil secara termodinamika daripada C (ΔG lebih rendah), tetapi C
terbentuk lebih cepat (ΔG+ lebih rendah). Jika tidak ada satupun
reaksi yang revesibel maka C akan terbentuk lebih banyak karena terbentuk lebih
cepat. Produk tersebut dikatakan terkontrol secara kinetik (kinetically
controlled). Akan tetapi, jika reaksi adalah reversibel maka hal tersebut tidak
menjadi penting. jika proses dihentikan sebelum kesetimbangan tercapai maka
reaksi akan dikontrol oleh kinetik karena akan lebih banyak diperoleh produk
yang cepat terbentuk. Akan tetapi jika reaksi dibiarkan sampai mendekati
kesetimbangan maka produk yang akan dominan adalah B. di bawah kondisi
tersebut, C yang mula-mula terbentuk akan kembali ke A, sementara B yang lebih
stabil tidak berkurang banyak. Maka dikatakan bahwa produk terkontrol secara
termodinamik (thermodynamically controlled). Tentu saja Gambar 3. tidak
menggambarkan semua reaksi dalam mana senyawa A dapat memberikan dua produk. Di
dalam banyak hal, produk yang lebih stabil adalah juga merupakan produk lebih
cepat terbentuk. Di dalam hal yang demikian, produk kontrol kinetik adalah juga
produk kontrol termodinamika.
Hubungan energi bebas linear dan
efek substituen
Untuk terjadinya reaksi secara spontan, energi bebas produk
harus lebih rendah daripada energi bebas reaktan, yakni ΔG harus negatif.
Reaksi dapat saja berlangsung melalui jalan lain, tetapi tentu saja hanya jika
energi bebas ditambahkan. Energi bebas terbuat dari dua komponen yaitu entalpi
ΔH dan entropi ΔS. Kuantitas tersebut dihubungkan dengan persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Perubahan entalpi dalam suatu reaksi terutama adalah
perbedaan energi ikat (meliputi energi resonansi, tegangan, dan solvasi) antara
reaktan dengan produk. Perubahan entalpi dapat dihitung dengan menjumlahkan
semua energi ikatan yang putus, kemudian dikurangi dengan jumlah energi semua
ikatan yang terbentuk, dan ditambahkan dengan perubahan energi resonansi,
tegangan, atau energi solvasi.
Molekul rantai terbuka
mempunyai entropi yang lebih besar daripada molekul lingkar karena lebih banyak
konformasinya. Pembukaan cincin berarti penambahan entropi dan penutupan
berarti pengurangan entropi.
Jelaskan kontrol kinetik dan kontrol termodinamika yang terjadi pada Enolat?
BalasHapus